Rahasia Bahagia

Jadi, sudahkah kita menyimpulkan rahasia kebahagiaan?
“Menurutku begitu.” katanya
Apakah Anda akan memberitahu saya?
“Ya. Siap?”
Siap.
“Merasa cukup.”
Itu saja?
“Penuh rasa syukur”
Itu saja?
“atas apa yang kita miliki. Atas cinta yang kita terima. Dan atas segala yang telah Tuhan berikan kepada kita”.
Hanya itu?
Ia menatap mataku. Lalu menghela nafas panjang.
“Hanya itu”.

Mitch Albom, Have A Little Faith
2009

BBM Bully

Tita, adik saya yang duduk di kelas 3 SD bercerita dengan takut-takut pada Mama Papa bahwa buku cetak IPA miliknya dirobek-robek oleh teman kelasnya, Naura cs.

Mama bilang, teman-teman di sekolah Tita berasal dari golongan orang-orang makmur dan kaya raya. Tita juga pernah mengatakan pada saya bahwa temannya sering sekali berganti model Blackberry setiap hari. Entah mereka menggunakannya atau sekedar memamerkannya saja. Tita sering merengek minta dibelikan satu BB but we can’t afford it.

Tita langganan rangking I di sekolahnya. Dia juga ketua kelas. Dia pintar, humble, cerewet dan perhatian sekali. Mestinya dengan semua sifat dan sikapnya dia punya banyak teman yang baik padanya, namun dia hanya memiliki beberapa teman baik yang sembunyi-sembunyi, iri padanya.

Salah satunya bernama Naura. Menurut cerita Mama, Naura ini mengajak teman-teman kelasnya yang aktif di grup BBM untuk merobek-robek buku cetak IPA milik Tita. Dan lalu berhasillah aksi itu. Tita hanya diam, tidak melakukan apapun.

Kejadian ini sudah lama dan baru diketahui sekarang.

Papa marah sekali. Saya juga. Tapi saya hanya menulis cerita ini untuk meredamnya atau mungkin membaginya. Saya kemudian ingat tokoh San Cai di Meteor Garden. Mama bilang, iya ceritanya persis begitu.

Ah, saya benci BB dan BBMnya. In this case, I hate technology.

*Sunshine

Lie to Me

Mestinya kau tidak boleh baik-baik lagi padaku. Tidak lagi, setelah kau memutuskan berpisah dan pergi dengan wanita itu. Kau tidak semestinya meminjamkan bahumu tempat kepalaku bertumpu, kau tidak semestinya memaksaku memakai jasmu untukku mengusir beku udara malam.

Aku sudah membencimu saat kau memilih wanita itu dibanding diriku. Tapi kenapa kau datang lagi berbaik-baik padaku? Kau membuatku bingung dan membuat perasaanku tidak menentu. Apakah kau memang mencoba mempermainkan aku, hatiku?