What an amazing year I had in 2019.
Dua Januari 2020. Memasuki awal tahun baru, saya ingin menulis betapa banyak sekali hal yang saya syukuri sepanjang tahun belakangan hingga hari ini.
Jakarta digempur genangan air setelah pada malam pergantian tahun hujan turun dengan derasnya dari sore hingga pagi esoknya tanpa jeda. Sungai dan kali meluap. Genangan air itu lalu makin tinggi dan masuk ke dalam rumah-rumah warga.
Syukur alhamdulillah kontrakan kami di Mampang aman. Ada banyak faktor penyebab yang mungkin menjadi alasan kenapa rumah kontrakan kami tidak kebanjiran. Pertama, saluran air atau selokan di sekitar Mampang bersih dan lancar. Kedua, landlord kami punya area resapan hujan yang cukup luas sehingga alih-alih tergenang, air hujan yang turun meresap kembali ke tanah.
Apapun itu, kami bersyukur sekali. Bukan apa-apa, informasi yang kami dapat dari grup whatsapp, banyak sekali teman-teman dekat kami yang rumahnya kebanjiran hingga membuat barang-barang mereka tergenang air. Bagaimana mereka bertahan dari kehilangan dan kemalangan itulah yang membuat kami semakin sadar diri.
Memasuki bulan keenam kehamilan, perut bawahku semakin berat dan tekanannya semakin terasa. Apa kabar kamu Nak, di dalam perut Mama? Sehat-sehat kah? Semoga Allah SWT terus melindungimu.
Saya bersyukur bisa melewati tahun pertama pernikahan dengan baik pula. Saya dan Lam memang seringkali punya selisih paham. Namun setiap kali terjadi, kami tau-tau berbaikan lagi, berpelukan lagi lalu kembali menertawakan diri masing-masing. Berada bersama Lam membuatku merasa nyaman, hangat dan terlindungi, kecuali saat-saat dia hanya memikirkan diri sendiri.
Februari besok saya akan menjadi mahasiswa program guru sekolah dasar selama tiga semester. Mudah-mudahan saya bisa belajar lebih banyak perihal menjadi guru SD.
Terimakasih Tuhan. Jadikanlah kami menjadi orang-orang yang selalu bersyukur dan beristigfar. Tetapkanlah hati kami terus pada-Mu.
Ri