Bayangan

Suami pulang bekerja setiap malam empat jam setelah saya sampai di rumah. Kami hanya punya waktu paling banyak dua jam untuk mengobrolkan hal-hal sebelum tidur. Esok harinya saya akan berangkat kerja duluan dan dia masih tidur.

Di akhir pekan seperti hari ini, dia pun masih pergi bekerja. Subuh-subuh sebelum matahari terbit, dia membangunkanku, yang masih belum bisa membuka mata sempurna, dan pamit bekerja. Saya mengantarnya ke depan pintu, menunggunya berlalu, dan mengunci pintu, tidur kembali.

Kadangkala, kurasa, saat bersama suamiku, dia adalah bayangan yang berasal dari angan-anganku. Saking seringnya waktu kuhabiskan sendirian, saking seringnya dia di luar dan jarang di rumah, kadang kurasa sendiriku adalah hal yang nyata. Dan saat suamiku ada di rumah, dia adalah bayangan yang akan segera hilang.

Pernahkah kalian merasa seperti itu?

Ri

New Routine

Okay, here it is, my new daily routine.

I started teaching at this school in Bambu Apus region in the beginning of July 2019. It’s one of an Islamic fancy schools in East Jakarta. Work starts at 8am. It takes about 40minutes by public transport from home commuting to school. However, since the school has shuttle buses that departs from Warbun (only 10minutes ride from my place), so I decided to take shuttle instead in a daily basis. I can save much!

Work ends at 3.30pm. I take shuttle to go back to the meeting point in Warbun and take TransJak or ojek online to reach home. I usually arrive at 4.30pm. I have early dinner and usually sleep after had my meals.

And the next day begins again.

Ri