Apa saya menyalahi kebudayaan?
Di Amerika, resto siap sajinya seperti McDonald atau Burger King hingga Taco Bell tidak mempunyai pelayan yang akan membereskan sisa makananmu begitu kalian meninggalkan meja. Costumers harus membersihkan sendiri meja yang mereka gunakan. Baki yang berisi kertas makanan bekas burger dan friench fries harus dibuang sendiri di tempat sampah yang sudah disediakan. Semua warga Amerika tahu aturan ini dan mereka menjalankannya. Jadi, pengunjung berganti-gantian memakai meja, tanpa harus menunggu pelayan membersihkannya dulu.
Karena saat itu saya berada di Tucson, negara bagian Amerika di Arizona, saya ikut melakukan hal ini. Sehabis makan, saya berdiri membuang sampah dan meletakkan baki di tempatnya. Meja saya kemudian langsung ditempati orang lain.
Begitu pulang ke Indonesia, budaya ini tak lagi saya dapatkan. Padahal kebiasaan ini bagus sekali, bukan?
Kemarin, saya makan di Wendy’s Fx Sudirman. Saat selesai makan, saya kembali melakukan kebiasaan budaya Amerika itu; merapikan meja sendiri, membuang bekas makan di tempat sampah dan meletakkan kembali bakinya. Pelayan Wendy’s keheranan. Saya heran melihat dia keheranan. Pelayan itu kemudian tersenyum dan bilang ‘terimakasih, Mbak’.
Saya masih menatapnya dengan heran.
Bagaimanapun, Indonesia belum bisa menerima budaya itu. Budaya clean by yourself di resto siap saji manapun. Masyarakat Indonesia terbiasa makan dan dilayani. Di Amerika kelakuan ini hanya berlaku jika kalian makan di restoran mewah dan harus menyediakan tip untuk pelayan yang melayanimu. Di Indonesia, tidak begitu. Apakah saya menyalahi budaya? Berusaha membawa budaya Amerika ke Indonesia? Dan reward yang saya dapat adalah rasa heran dan ucapan terimakasih. Di Amerika tak ada balasan ucapan terimakasih. Karena hal itu sama saja dengan kalian membuang sampah di tempatnya. It’s normal.
Sunshine