Suatu waktu Astrid pernah bertanya, untuk apa saya menghabiskan uang untuk membeli buku. Saya langsung menjawab, “Karena saya suka membaca, that’s why”
Kemudian dia bertanya lagi, sebab sebelum kami berdua keluar dari Gramedia sore itu, saya dan dia juga sempat mengobrol tentang baju-baju yang lucu yang terpajang di beberapa store, tentang bagaimana inginnya kita membeli baju itu tapi modal tidak mencukupi. “Pilih mana, baju atau buku?”
Saya menjawab, “Buku…”
“Kenapa?”
“Jelas, karena saya suka membaca. Mungkin ada perempuan lebih suka berpakaian bagus dan kelihatan cantik dengan pakaian, tapi saya lebih suka membaca, jadi saya beli buku. Jadi mungkin ya, tergantung hobi…” jelasku padanya.
Saya punya lima saudara perempuan, tiga diantaranya masih kecil. Dua saudara perempuanku yang lain, memanfaatkan uangnya pada hal atau kebutuhan yang berbeda-beda. Warni, kakak tertuaku, memanfaatkan sebagian besar uangnya dengan membeli pakaian, tas, make up, perawatan kulit hingga keperluan facial. Ayu, adik setahun dibawahku, menggunakan sebagian besar uangnya dengan membeli makanan sebab selera fashionnya payah (walaupun selera makan dan fashion tidak saling berkaitan). Kami memiliki hobi dan kesenangan yang berbeda sehingga memiliki kebutuhan yang berbeda pula. Dua saudaraku ini, tidak suka membaca buku, menonton film dan mendengarkan musik.
Sangat berbeda dengan saya.
I’m kind of movie addict. Saya selalu ingin tahu film apa pemenang Oscar dan Golden Globe hingga Sundance Festival. Saya mencari filmnya, membaca review film di majalah dan menulis reviewnya (for my own version) di blog sendiri. Saya juga suka buku terutama novel bergenre apapun, terutama cinta (who’s not?). Berkat Kak Aan, saya membaca sajak dan puisi, mengagumi Sapardi Djoko Damono hingga Joko Pinurbo dan belajar menulis puisi sendiri. Saya juga tidak bisa tidak meng-update info musik. Penyanyi favorit saya sepanjang masa adalah Jason Mraz. Tapi bukan berarti saya mengabaikan Adele, Taylor Swift, Lady Gaga, Irene Cara, David Guetta, Agnes Monica, Girls Generation, Super Junior hingga Miss A. 🙂
Intinya, semua buku saya lahap. Semua jenis film saya tonton. Semua jenis musik saya dengar. Sebatas referensi yang saya punya.
Kadangkala, saya juga sering cemberut sendiri melihat perempuan-perempuan lain dengan rok warna warni, wedges dan kemeja bunga-bunganya berjalan dengan anggun di pusat perbelanjaan. Saya pun sering ngiler dengan jaket denim yang dipadu dengan blus putih yang walaupun diskon 30% masih tetap tidak terjangkau kantong saya. Saya juga sirik dengan gadis berjilbab yang pintar sekali mengatur gaya jilbabnya, memadu padankan warna pakaian dengan jilbabnya.
Ya, saya juga jenis perempuan seperti itu.
Intinya, saya juga suka berpakaian dan tampil cantik kemanapun. Dunia memang menuntut perempuan tampil cantik, bersih, rapi, wangi dan menarik.
Tapi bagaimanapun, tidak penting tampil sempurna. Yang terpenting adalah bagaimana kamu menjadi apa yang kau mau, bagaimana kau menjadi dirimu sendiri, bagaimana kau merasa nyaman dengan dirimu sendiri. Semua perempuan berhak menjadi apa yang mereka rasa nyaman. No pretending. 🙂
So, what kind of girls are you, guys?
Cheers,
Sunshine