Merekam Cerita Kehamilan

Kami baru saja kembali dari Griya Husada di RS Fatmawati, Lebak Bulus untuk USG Fetomaternal. Disana saya diperiksa oleh dr.Eva,SPOG(K)FM.

Di Griya Husada hanya melayani pasien yang membayar tunai atau asuransi, jadi tempatnya tidak ramai dengan pasien BPJS. Kami agak terkejut saat tiba disana jam 8 pagi masih sepi. Setelah dapat info dari security, katanya perawat untuk Poli Kebidanan dan Kandungan baru akan datang pukul 11 dan dokternya datang pukul 12. Jadilah kami menunggu.

Lam sempat pamit untuk ke kantor sekedar absen hadir lalu kembali lagi. Jadi saat dia pergi, aku sempat makan bekal yang kubawa dari rumah. Saya memperhatikan kalau perawat di Poli Saraf (berseberangan dengan Poli Bidan dan Kandungan) sudah ada. Jadi saya mendekatinya dan bertanya tentang saya mau daftar USG dan jam berapa perawatnya datang.

Alhamdulillah perawat poli itu mau bantu. Saya ditanya apakah sudah punya rekam medis di Fatmawati? Kujawab belum punya, ini pertama kalinya kesini. Lalu saya ditanya juga sudah registrasi mau bayar tunai atau asuransi? Saya jawab belum daftar karena dari security tadi langsung arahin ke atas. Saya lalu diminta ke lantai 1 untuk membuat rekam medis (yang caranya mudah dan cepat sekali) dan juga memeriksa apakah asuransiku bisa dipakai (ternyata asuransiku belum kerjasama dengan Griya Husada, jadi saya bilang akan bayar tunai)

Kira-kira berapa biaya untuk USG Fetomaternal disini?
Biayanya satu juta delapan puluh ribu.
Itu sudah semuanya?
Iya sudah semuanya.
Baik, saya daftar dan bayar tunai kalau begitu.

Setelah semua beres dan saya terdaftar, saya kembali menunggu. Lam datang pukul 10 dan kami berdua lalu sibuk dengan laptop masing-masing. Dia dengan pekerjaannya, saya juga dengan pekerjaanku.

Pukul sebelas, perawat datang dan memanggilku. Dia mengecek berat dan tinggi badanku, mengecek tekanan darah dan mengecek HPHT (hari pertama haid terakhir). Sejam kemudian, dokter datang dan saya dipanggil. Kami masuk ke ruangan dokter.

Perawat sebelumnya sudah info kalau USG Feto ini takes longer time than regular USG dan itu benar. Dokter memeriksa perutku di berbagai sisi, kiri dan kanan atas dan bawah sekitar 20 menit dalam hening. Setelah itu, dilanjutkan USG Transvaginal yang terasa tidak nyaman beberapa menit (yang rasanya sangat lama).

Mengapa kami USG Fetomaternal?
Karena kandunganku disuspect plasenta previa oleh Obgyn di RS Sari Asih. Plasenta previa adalah kondisi dimana plasenta menutupi jalan lahir. Dan dalam kasusku, bukan hanya itu saja yang terjadi, selain plasenta menutupi jalan lahir, dia juga menempel di rahim. Kondisi serius ini cukup berbahaya dan dinilai menjadi masalah yang serius karena penanganannya tidak biasa. Kondisi ini disebut accreta plasenta atau plasenta akreta.

Normalnya, plasenta tidak tertanam/ nempel dengan rahim. Normalnya, plasenta bisa berpindah dan bergerak. Namun dalam kondisiku, tidak begitu. Dokter bilang ini kemungkinan disebabkan karena operasi SC yang membuat dinding rahim menjadi tipis. Apapun itu, qodarullah.

Apa yang membuatnya jadi masalah yang serius?
Operasinya menjadi rumit karena untuk mengangkat plasenta yang tertanam itu kemungkinan akan pendarahan banyak. Salah satu tetangga di samping rumahku juga akreta plasenta tapi ketahuan saat dia sedang melahirkan SC, dan karena dokter tidak mengetahuinya, rahimnya terpaksa diangkat.

The bright side is, alhamdulillah janin calon adek bayi dalam kandunganku sehat-sehat saja, berat badannya sesuai usia kehamilan dan kondisiku ini diketahui lebih awal.

Pulang dari RS, saat berjalan ke halte baswei, saya merasa sedih dan ingin menangis, bertanya-tanya why did this happen to me? pertanyaan wajar yang pasti akan ditanyakan oleh semua orang yang baru saja mendengar berita yang kurang bagus. apakah saya kurang sedekah, kurang ibadah? semua pikiran-pikiran buruk berganti di kepalaku. lalu aku kembali sadar, apa yang bisa kulakukan selain pasrah dan berusaha optimis? Namun perasaan dan pikiran takut tak bisa kuhindari. May Allah SWT protects me and my family always.

RI

Leave a comment