Dear Ma,
Kiriman rendang dan telur asinmu sudah sampai. Sayang sekali, telur asinnya sudah pecah dan bau. Jadi aku cuma mengamankan rendangnya saja di kulkas, telurnya aku buang.
Dan aku juga telah membaca suratmu! Hahaha, nantilah aku balas juga dengan tulisan tanganku sendiri.
Ma, aku berdoa pada Tuhan, semoga kesusahanmu segera teratasi. Tuhan Maha Mendengar dan Maha Melihat. Dia juga telah berjanji takkan memberi hamba-Nya beban yang tak sanggup dipikulnya.
Oh ya, aku mau cerita. Malam kemarin, ternyata Rahma dan Brainwave datang menjagaku. Mereka tak mempedulikan jarak, menembus dingin dan kelamnya Jakarta menuju rumahku. Bayangkan Ma, Rahma rumahnya di Ciracas, Brainwave di Condet. Itu jauh sekali dari Priok! Tapi mereka tetap datang dengan motor.
Mereka lah hartaku disini, Ma. Aku sayang pada Rahma seperti pada Tya, aku pun juga sayang benar pada B.
Aku akan membiarkan semua kelucuan dan kekonyolan saat-saat mereka menjengukku untuk ingatanku saja, Ma. Hal itu benar-benar terlalu manis untuk dibagi.
Well, I am okay now, Ma. So, don’t be worry.
Sunshine