Begin Again (2014)

Begin_Again_film_poster_2014

It’s been ages not to review something here again. FYI, I post all my reviews in here you can check them out. So let’s start with the review of my most favorite movie this year which is “Begin Again”.

this is an american musical-comedy drama about how to take a next step when your life become a mess. John Carney, the director, had intended to give it the title “Can a Song Save Your Life?”. After succeeded with his previous movie “Once” (2007), this time Carney employed Gregg Alexander to compose most of the film’s music. The movie stars Keira Knightley as a singer-songwriter who met with record label executive, Mark Ruffalo. Together they produce an album recorded in public locations all over New York City.

After broke up with her boyfriend, Dave Kohl (Adam Levine), Gretta James (Keira Knightley) decided to go back from NYC to England. But when Dan Mulligan (Mark Ruffalo) persuade her to work together, she said yes.

Well there are so many factors that can make a remarkable heartwarming movie, but I think this movie won my heart since Gretta came up to the stage and sang “A Step You Can’t Take Back” with Dan’s imagination with his own arrangement.

But honestly, my favorite song is “Lost Stars” sang by Dave Kohl at the end of the movie. I have repeated the scene many times and thus far I haven’t got bored. And you know, Adam Levine was the only person Carney considered casting as Dave. After he got the role, he declined to be paid for appearing in the film. Adam had had minor acting parts on the television before, so Begin Again marked his first role in the film.

RI

While We’re Lost in Space

Akhirnya ada waktu lanjutin baca bukunya Maggie Tiojakin berjudul Selama Kita Tersesat di Luar Angkasa- While We’re Lost in Space. Kumcer gitu. Aku baru baca dua cerpen dan menurutku, “gila keren banget”.

Beberapa bulan belakangan, sejak aku kenal Aldiko-salah satu app buat baca e-book di phone, aku makin rajin baca.

Berikut adalah buku-buku yang aku baca:
1. Seperti Dendam Rindu Harus Dibayar Tuntas (completed)
2. Fifty Shades of Grey (completed)
3. Fifty Shades Darker (in progress)
4. The First Phone Call from Heaven (in progress)
5. An Abundance of Katherine (in progress)

Kemarin aku juga udah nonton Divergent nya Veronica Roth. It was amazing! Jadinya aku mau baca Insurgent dan lanjutannya.

Sunshine

Dengarlah Nyanyian Angin

I have just finished reading Dengarlah Nyanyian Angin written by Haruki Murakami. The original title is Kaze No Uta O Kike.

Ceritanya aneh sekali. Seakan-akan hanya membaca orang yang mengoceh tiada henti tentang hidup. Karakternya tak ada yang bahagia. Walaupun endingnya tokoh utamanya hidup bahagia dalam kenangan-kenangan yang sedih bersama istrinya.

Kalimat pembuka buku ini berhasil membawa kita lebih jauh ke dalam cerita yang tidak terjalin dengan begitu rapi.
“Tidak ada kalimat yang sempurna. Sama seperti tidak ada keputusasaan yang sempurna”. Di buku ini banyak sekali disebut penyanyi tahun 1970 an dan penulis Perancis yang asing di telingaku. Salah satu penulis Amerika yang dibahas begitu intens di buku ini adalah Derek Heartfield. Heartfield menjadi pembuka dan juga penutup buku ini. Kisahnya mungkin sangat mempengaruhi Murakami. Entahlah.

Buku setebal 118 halaman ini merupakan karya pertama penulis Haruki Murakami. Buku ini terbit pada 1979 dan memenangi Gunzo Literary Award di tahun yang sama.

Oh ya. Ada kalimat yang tiba-tiba saya ingat dari buku ini. Kalimatnya seperti ini. “Lantas buat apa menulis buku yang semua orang tahu?”.
Kira-kira seperti itulah. Kalimat itu diucapkan oleh Derek Heartfield dalam sebuah wawancara.

Sunshine

Eleanor & Park

I read many books recently. And I think that it’s good to start to review some of them in here. I don’t know why, but I always love the books I got in bookstore.

Eleanor & Park

Eleanor & Park


Eleanor & Park by Rainbow Rowell.

Di Indonesia, buku ini diterbitkan oleh Phoenix yang menurutku melakukan kesalahan di bagian cover buku. But overall, terjemahannya cukup bagus meskipun jika saya menemukan versi aslinya, I don’t mind to buy and read it again. Ceritanya indah. Bahkan untuk saya, yang sudah lama meninggalkan masa remaja dan masa SMA dan telah melewatkan saat-saat itu tanpa merasa jatuh cinta.

Eleanor itu gendut. Dia punya rambut keriting berwarna merah yang megar (di cover buku versi penerbit Phoenix, Eleanor digambarkan bertubuh seksi dan rambut coklat). Dia rendah diri karena dia sama sekali tidak cantik. Eleanor hidup bersama empat adiknya yang masih kecil. Ibunya menikah lagi dengan seorang laki-laki yang jahat bernama Richie. Mereka tinggal di sebuah rumah yang tak cukup layak disebut rumah. Eleanor benci segala hal dalam hidupnya kecuali satu, Park Sheridan.

Park itu keren dan mengagumkan. Dia suka baca komik, Watchmen, X Men dan Star Trek. Dia suka The Smiths. Dia keturunan Korea, yang membuat Eleanor di awal pertemuan menyebutnya anak Asia Bodoh.
Park tak pernah menyangka akan mencintai Eleanor. Eleanor pun tak pernah terpikir akan merasa begitu membutuhkan Park.

Hal itu terjadi saat Park, dengan enggan, memberikan Eleanor tempat duduk di sebelahnya, di dalam bus sekolah. Saat teman-teman Park lain mengejek Eleanor, “Merah Besar”.

Segalanya berubah karena reputasi Eleanor di sekolah tak sebagus reputasi Park. Semua suka Park, sedangkan Eleanor hanya berteman dengan sekumpulan orang-orang aneh yang menjadi korban bully.

Hal paling saya suka di buku ini adalah cara penulisnya menggambarkan setiap detail perasaan karakternya. Seperti saat pertama kalinya Park memegang tangan Eleanor di bus. Robert Rowell menulis seperti ini,
“PARK : Memegang tangan Eleanor terasa seperti memegang kupu-kupu. Atau denyut jantung. Seperti memegang sesuatu yang lengkap, dan benar-benar hidup.”

eleanorgraphic

EPbannder_edited-1

“ELEANOR : Bahkan jika dirinya pecah menjadi satu juta bagian yang berbeda, Eleanor masih bisa merasakan Park memegang tangannya. Dia masih bisa merasakan ibu jarinya menjelajahi telapak tangannya. Mungkin Park telah melumpuhkannya dengan sihir Ninja-nya, tongkat Vulcan-nya,, dan sekarang dia akan memangsanya”,
Jika kalian meminjam bukuku, kalian akan menemukan beberapa catatan kecil begitu kalian membuka cover bukunya. Saya menemukan banyak sekali kalimat yang begitu manis dan saya tak sanggup untuk tidak menuliskannya.

“Di mata Park hanya ada Eleanor”

“ Hanya ada ia seorang”, pikir Elanor

PARK: Dia bertanya-tanya, seberapa besar peluangnya untuk bisa bertemu dengan seseorang seperti itu. Seseorang yang bisa dicintai selamanya, seseorang yang juga akan mencintai kita selamanya? Dan apa yang akan kita lakukan jika orang tersebut dilahirkan di belahan bumi yang lain?

Have a nice reading!
Sunshine

Carrie

Carrie adalah sebuah epistolary novel karya Stephen King yang diluncurkan pada 1974. Apa yang menarik kemudian adalah novel ini telah beberapa kali dibuatkan feature adaptasi baik dalam film, serial televisi hingga drama musikal Broadway. Brian de Palma pada 1976 mengangkatnya ke layar lebar dan pada Halloween 2013, Kimberly Peirce membuat remake filmnya dengan Chloe Moretz berperan sebagai Carrie White.

Tak ada yang tahu bahwa Carrietta White, seorang gadis SMA Ewen di Chamberlain, Maine, memiliki kemampuan telekinesis. Carry dibesarkan oleh ibunya, seorang pemeluk agama Kristen yang taat dan cenderung aneh. Carry menjadi pribadi yang pemalu, sulit mendapat teman dan sering diejek menjijikkan.

Padahal Carrie hanya ingin menjadi gadis normal di sekolah dan bisa pergi ke pesta dansa sekolah. Hingga seoran gadis berusaha menebus kesalahannya pada Carrie dengan memberi semua yang diinginkannya. Kebaikan itu berubah menjadi malapetaka yang takkan pernah dilupakan teman-teman sekolahnya dan seisi kota.

Ini karya Stephen King yang pertama yang syaa baca. Saya belum menonton filmnya yang sudah tayang di bioskop. Mungkin saya akan menonton jika ada teman dan kesempatan. Well, seperti karya Stephen King yang lain, ini adalah klasik horror yang sebenarnya cukup membingungkan saya. Menurutku, terjemahannya kurang bagus atau penulis bukunya yang kurang bisa dipahami.

Have a nice reading!
Sunshine
3 of 5 stars

Shi gan (2006)

Shi gan

Film pertama karya Kim Ki Duk yang saya tonton berjudul 3 Iron (2004). Filmnya aneh, nyaris tanpa dialog. Setelah itu, saya menonton Samaritan Girl (2004) dan Spring Summer Winter Fall and Spring (2006). Ketiga film ini sama-sama aneh dan gila. Tapi, lebih anehnya lagi, saya tidak menganggap film ini tak layak tonton.

Termasuk Shi gan (2006) atau Time. Kim Ki Duk telah membuat 18 film dan ini adalah film keempat yang saya tonton. Kesannya masih sama, gila.

Time bercerita tentang seorang perempuan bernama Seh-hee yang paranoid tentang tubuhnya yang tak akan lagi memuaskan pacarnya, Ji-woo. Dia lantas mengubah wajahnya dengan operasi plastik lalu menghilang. Enam bulan kemudian, dia muncul kembali. Dia bertemu Ji-woo yang tak juga melupakannya. Tapi saat Ji-woo tahu bahwa perempuan itu adalah Seh-hee yang menghilang, Ji-woo malah pergi.

Kim Ki Duk menyajikan fakta tentang banyaknya perempuan bahkan laki-laki di Korea melakukan operasi plastik pada wajahnya. Which is not good. Sebenarnya, cinta itu tak serta merta datang hanya pada fisik semata. Cinta itu lahir pada kedekatan jiwa dan emosional yang tak ada sangkut pautnya dengan fisik. Di film ini, Seh-hee yang telah mengoperasi wajahnya, apakah dia lalu memperoleh cinta kekasihnya lagi? Apakah wajahnya yang baru membuat dia bahagia?

Is losing face losing self?

Sunshine

Too Beautiful to Lie (2004)

too beautiful to lie

Detik saat Hui-Cheol menjatuhkan cincin lamarannya persis di bawah kursi Yeong-Ju di atas kereta, detik itulah hidupnya berubah.

Yeong-Ju baru saja keluar dari penjara dan dalam masa percobaan. Dia cantik dan pintar berbohong. Makanya dia bisa meyakinkan hakim untuk membebaskannya. Saat keluar itu, dia berencana menghadiri pernikahan Kakaknya di Busan. Dalam perjalanannya kesana dengan kereta, ia bertemu Hui-Cheol, seorang lelaki kaku yang juga seorang pharmacist.

Hui-Cheol berencana melamar kekasihnya dengan cincin warisan keluarganya. Ia tidak sengaja menjatuhkan cincin itu di bawah kursi Yeong-Ju. Saat berusaha mengambilnya, ia dikira cowok hidung belang.

Saat kereta transit, Yeong-Ju melihat cincin Hui-Cheol dicuri oleh seorang pria. Tanpa sepengetahuan Hui-Cheol, Yeong-Ju turun dari kereta dan merebut kembali cincin itu dari pencuri. Dampaknya, ia ketinggalan kereta dan tas-tasnya masih disana.

Bermodalkan pengetahuannya tentang Hui-Cheol, Yeong-Ju lalu menyusul ke kampung halaman pria itu di Yongkang. Disinilah cerita bermula.

Film ini rasanya pernah diadaptasi ke film Hollywood tapi saya lupa judulnya apa. Overall, film yang disutradarai Bae Hyeong-Jun ini menyentuh hati. Film khas Korea dengan drama yang apik, keunikan cerita, setting lokasi yang indah, dan akting natural para pemain, membuat film berdurasi 115 menit ini tak mudah terlupakan.

I highly recommend this drama. for you. who believe. that. love is unexpected journey. and if it’s love, it will be back at you, eventually.

Have a nice watching!
Sunshine

Atambua 39 Derajat (2012)

Atambua 39 Derajat.

Ilham sudah mau berangkat lagi ke Singapore hari Kamis, jadi saya sama Rahma mengiyakan ajakan nontonnya hari Rabu kemarin. Kita bertiga nonton di Metropole, kawasan Cikini, Jakarta Pusat.

Film ini disutradarai oleh Riri Riza, produksi Miles Film. Setting cerita di Atambua, kota perbatasan antara Timor Leste dengan Indonesia. Tidak ada kesan sedang menonton film Indonesia. Saya seperti menonton film-film asing lain, yang agak absurd, yang dihidupkan dengan gambar-gambar memukau dari pemilihan shoot yang apik. Bahasanya bukan Indonesia, tapi memakai bahasa daerah Atambua. Jadi, resmilah, saya seperti menonton film asing.

Joau hidup dengan ayahnya, Ronaldo. Baginya tumbuh besar adalah dengan mendengarkan suara ibunya melalui kaset rekaman yang selalu diputarnya melalui tape recorder tiap pagi. Ayahnya pemabuk, kerja sampingannya menjadi sopir bus, yang kemudian dipecat karena banyak penumpang yang komplain. Hidup Joau tidak berwarna dan datar saja, hingga dia bertemu dengan seorang perempuan yang membuat hidupnya tiba-tiba berubah. Dia jatuh cinta.

Mungkin memang sutradara film berniat membuat film ini menjadi film semi dokumenter, sebab dilihat dari colouringnya seperti itu. Tapi, saya tidak terganggu dengan itu. Saya malah semakin impress- terkesan. Ada berapa film fiksi yang sekaligus semi dokumenter, yang mengupas budaya Timor, seperti yang dilakukan film ini?

Well, Ilham pernah buat satu tentang budaya Kajang di Sulawesi Selatan, tapi itu kan tetap saja, dokumenter.

Tapi Atambua 39 Derajat, berbeda.

Saya malah senang menontonnya. Filmnya jujur, gambarnya indah, atmosfirnya lengkap, cuma sayang sekali, tidak didukung dengan jajaran akting pemain yang baik.

Film statementnya juga menurut saya, luarbiasa.

Saya jadi heran apa yang dicari para muda mudi yang mengantri Breaking Dawn Part 2 alih-alih menonton film Indonesia layaknya Atambua 39 Derajat atau Jakarta Hati.

Well, have a nice watching!

Sunshine

Confessions of a Shopaholic

Author : Sophie Kinsella
Year : 2003
Publisher : PT Gramedia Pustaka Utama (Indonesia)

Okay, let’s start with the confession that I really love this book! I found this when I was cleaning up the bookshelf in the second floor, near my room. I try to remember have I ever read this book and the answer pop up in my head, “You always want to read it but you haven’t!”

So, I read it finally, with a big curiosity and inquisitive, page by page and time flies without any notice. I kept reading, reading and I was so enjoying its story. When I reached the final page after read about 3 hours non stop, I realized, this book is not just about a girl who loved wasting her money on expensive clothes, branded shawl, zebra motive jeans or some of that. It’s not just about a girl who loved shopping too much. It’s more than that. It’s about what you have and haven’t done in your life, about responsibility, about believe in yourself.

Rebecca Bloomwood is a financial journalist. She’s writing an article about how to organize our finance while she wasted her money on shopping. Her credit compares with her salary is way too much. Her burdens are heightened when she found herself being nothing. She needs to find something that would come her passion up again. She never knew when she started to write an article about one case, her life begin to change.

There are no use to runaway from our problems. Rebecca learned that. We have to fight back, we have to face them- no matter how hard they are. Problem would keep unsolved if we fled.

Have a nice reading!
Sunshine