Hal pertama yang Wiwid katakan selama 2 tahun kami tidak bertemu adalah, “Ya ampun, Ki, kenapa kamu kurus begini?”
Aku menjawab dengan senyuman. I am really okay, Wid. Tanpa memberi isyarat apapun bahwa ada banyak hal yang terjadi selama 36 bulan itu. Jangka waktu yang amat panjang, saling merindukan. Aku bahkan masih belum bisa percaya orang di depanku saat itu adalah Wiwid, sahabat yang hanya ada dalam memori Tucson ku.
Kami saling menatap, kemudian tersenyum lagi. So silly. Lalu kami mulai membiasakan diri lagi. Wiwid nampak sangat berbeda. Dia lebih segar, cantik dan bahagia. Aku amat berbeda.
Kami bertemu di XXI Mall Metropolitan, Bekasi. Hari itu kami berencana menonton Snow White and the Huntsman– Wiwid fans berat Kristen Stewart. Berdua membeli tiket lalu kami langsung cari makan siang, perut minta diisi. Pemutaran masih sejam setengah.
Steak ayam, lemon tea, tiramisu cake untuk saya. Wiwid memesan nasi goreng, lemon tea dan cheese cake strawberry. Cerita lalu mengalir seperti air. Tawa berderai-derai setiap kali Wiwid cerita lucu. Aku dan dia berganti menjadi pendengar dan pembicara. Ceritanya lebih sering membuat saya kagum dan kaget.
“Kamu sekolah fashion sekarang? Di Esmod?”
Wiwid mengangguk. “Aku suka dan mau serius di dunia fashion, Ki. Suamiku mendukung.”
What are you, such a lucky girl.
“Jadi sekarang kamu sudah punya personal brand?”
“Iya, Double W namanya. Eleanor sudah bantu promosiin pakaian aku di mall di Sydney. Sebentar lagi aku mau produksi lagi”.
We took some pictures. We had photobox, too. Aku menemaninya belanja baju di Gaudi, mengajarinya main Twitter di Dunkin Donuts dan dia menemaniku membeli lipstick di gerai Wardah, di Matahari.
“Aku akan ke Sydney bulan Juli, Ki. Aku menetap disana sama Sam. Jadi sebelum aku kesana, kita ketemu lagi ya. Aku mau kasih kado sebelum aku pergi.”
“Iya, Wid.”
“Oia, kamu nanti aku sms ya. Temanku ada yang cari Public Relations. Nanti kamu aku rekomendasiin ke dia. Stay alert ya…”
Jam sudah menunjukkan pukul 7 malam. Setelah berpelukan agak lama, dia menemaniku sampai di pangkalan angkot.
“Keep in touch ya, Ki. Makan banyak-banyak. Kalau kita ketemu lagi, kamu sudah gemuk lagi, ya.”
Aku tertawa, mengangguk. “Iya, Wiwid”
Setelah itu malam, jarak dan tempat memisahkan kami lagi, berdua. Tinggal tunggu kapan pertemuan itu kembali terjadi lagi.
Sunshine