Favorite Books Ever

Okay. I am sitting here in waiting room in Soekarno Hatta International Airport, Jakarta without company. I am waiting for my flight home and thinking about my favorite books ever. 

It’s hard to decide but I try to remember what books I love. So here is the list: 

1. Harry Potter and the Sorcerers Stone by J. K. Rowling

This is an epic masterpiece of Rowling ever made. The Harry Potter series actually the books which altered me to be a different person. Because of this books, I begin to find my true color. This is the important book since this is the first installment of Harry Potter. 

2. The Time Traveller’s Wife by Audrey Niffenegger. 

I will never forget how this book influences me deeply. The love story of Clare and Henry is remarkable and beautiful. 

RI

Menjadi Tsukuru

Saya sedang membaca buku Murakami yang terbaru berjudul “Colorless Tsukuri Tazaki and His Years of Pilgrimage”. Di buku itu diceritakan tentang laki-laki bernama Tsukuru, yang ditinggalkan empat sahabatnya saat dia kuliah di Tokyo dan sahabatnya tetap tinggal di Nagano. Dia ditinggalkan tanpa alasan. Akhirnya Tsukuru hidup sendiri, membiarkan dirinya tidak bahagia selama bertahun-tahun di perantauan. Ia juga tidak mengangankan rumah sebagai tempat damai untuk pulang.

Murakami menulis kesakitan ditinggal sahabat seperti sesuatu yang benar-benar nyata.

Belakangan ini saya merasa sahabat lama saya menjauh. Saya tak tahu alasannya. Dan saya tak pernah mau bertanya kenapa. Saya pun sudah tidak minat mengomentari grup angkatan semasa kuliah. Saya diam-diam mengangankan dan membayangkan menjadi Tsukuru.

Dan menjalani keseharian dengan orang-orang di kantor saja. Bepergian dengan yang ingin mengajak saja. Menjalani hari di rumah dan kantor saja.

Tapi apakah itu yang kuinginkan? Ditinggal-lupakan?

Atau seperti kata Jodha, “kau ingin pergi karena berharap Raja akan mengejarmu kan?”

RI

While We’re Lost in Space

Akhirnya ada waktu lanjutin baca bukunya Maggie Tiojakin berjudul Selama Kita Tersesat di Luar Angkasa- While We’re Lost in Space. Kumcer gitu. Aku baru baca dua cerpen dan menurutku, “gila keren banget”.

Beberapa bulan belakangan, sejak aku kenal Aldiko-salah satu app buat baca e-book di phone, aku makin rajin baca.

Berikut adalah buku-buku yang aku baca:
1. Seperti Dendam Rindu Harus Dibayar Tuntas (completed)
2. Fifty Shades of Grey (completed)
3. Fifty Shades Darker (in progress)
4. The First Phone Call from Heaven (in progress)
5. An Abundance of Katherine (in progress)

Kemarin aku juga udah nonton Divergent nya Veronica Roth. It was amazing! Jadinya aku mau baca Insurgent dan lanjutannya.

Sunshine

Eleanor & Park

I read many books recently. And I think that it’s good to start to review some of them in here. I don’t know why, but I always love the books I got in bookstore.

Eleanor & Park

Eleanor & Park


Eleanor & Park by Rainbow Rowell.

Di Indonesia, buku ini diterbitkan oleh Phoenix yang menurutku melakukan kesalahan di bagian cover buku. But overall, terjemahannya cukup bagus meskipun jika saya menemukan versi aslinya, I don’t mind to buy and read it again. Ceritanya indah. Bahkan untuk saya, yang sudah lama meninggalkan masa remaja dan masa SMA dan telah melewatkan saat-saat itu tanpa merasa jatuh cinta.

Eleanor itu gendut. Dia punya rambut keriting berwarna merah yang megar (di cover buku versi penerbit Phoenix, Eleanor digambarkan bertubuh seksi dan rambut coklat). Dia rendah diri karena dia sama sekali tidak cantik. Eleanor hidup bersama empat adiknya yang masih kecil. Ibunya menikah lagi dengan seorang laki-laki yang jahat bernama Richie. Mereka tinggal di sebuah rumah yang tak cukup layak disebut rumah. Eleanor benci segala hal dalam hidupnya kecuali satu, Park Sheridan.

Park itu keren dan mengagumkan. Dia suka baca komik, Watchmen, X Men dan Star Trek. Dia suka The Smiths. Dia keturunan Korea, yang membuat Eleanor di awal pertemuan menyebutnya anak Asia Bodoh.
Park tak pernah menyangka akan mencintai Eleanor. Eleanor pun tak pernah terpikir akan merasa begitu membutuhkan Park.

Hal itu terjadi saat Park, dengan enggan, memberikan Eleanor tempat duduk di sebelahnya, di dalam bus sekolah. Saat teman-teman Park lain mengejek Eleanor, “Merah Besar”.

Segalanya berubah karena reputasi Eleanor di sekolah tak sebagus reputasi Park. Semua suka Park, sedangkan Eleanor hanya berteman dengan sekumpulan orang-orang aneh yang menjadi korban bully.

Hal paling saya suka di buku ini adalah cara penulisnya menggambarkan setiap detail perasaan karakternya. Seperti saat pertama kalinya Park memegang tangan Eleanor di bus. Robert Rowell menulis seperti ini,
“PARK : Memegang tangan Eleanor terasa seperti memegang kupu-kupu. Atau denyut jantung. Seperti memegang sesuatu yang lengkap, dan benar-benar hidup.”

eleanorgraphic

EPbannder_edited-1

“ELEANOR : Bahkan jika dirinya pecah menjadi satu juta bagian yang berbeda, Eleanor masih bisa merasakan Park memegang tangannya. Dia masih bisa merasakan ibu jarinya menjelajahi telapak tangannya. Mungkin Park telah melumpuhkannya dengan sihir Ninja-nya, tongkat Vulcan-nya,, dan sekarang dia akan memangsanya”,
Jika kalian meminjam bukuku, kalian akan menemukan beberapa catatan kecil begitu kalian membuka cover bukunya. Saya menemukan banyak sekali kalimat yang begitu manis dan saya tak sanggup untuk tidak menuliskannya.

“Di mata Park hanya ada Eleanor”

“ Hanya ada ia seorang”, pikir Elanor

PARK: Dia bertanya-tanya, seberapa besar peluangnya untuk bisa bertemu dengan seseorang seperti itu. Seseorang yang bisa dicintai selamanya, seseorang yang juga akan mencintai kita selamanya? Dan apa yang akan kita lakukan jika orang tersebut dilahirkan di belahan bumi yang lain?

Have a nice reading!
Sunshine

Carrie

Carrie adalah sebuah epistolary novel karya Stephen King yang diluncurkan pada 1974. Apa yang menarik kemudian adalah novel ini telah beberapa kali dibuatkan feature adaptasi baik dalam film, serial televisi hingga drama musikal Broadway. Brian de Palma pada 1976 mengangkatnya ke layar lebar dan pada Halloween 2013, Kimberly Peirce membuat remake filmnya dengan Chloe Moretz berperan sebagai Carrie White.

Tak ada yang tahu bahwa Carrietta White, seorang gadis SMA Ewen di Chamberlain, Maine, memiliki kemampuan telekinesis. Carry dibesarkan oleh ibunya, seorang pemeluk agama Kristen yang taat dan cenderung aneh. Carry menjadi pribadi yang pemalu, sulit mendapat teman dan sering diejek menjijikkan.

Padahal Carrie hanya ingin menjadi gadis normal di sekolah dan bisa pergi ke pesta dansa sekolah. Hingga seoran gadis berusaha menebus kesalahannya pada Carrie dengan memberi semua yang diinginkannya. Kebaikan itu berubah menjadi malapetaka yang takkan pernah dilupakan teman-teman sekolahnya dan seisi kota.

Ini karya Stephen King yang pertama yang syaa baca. Saya belum menonton filmnya yang sudah tayang di bioskop. Mungkin saya akan menonton jika ada teman dan kesempatan. Well, seperti karya Stephen King yang lain, ini adalah klasik horror yang sebenarnya cukup membingungkan saya. Menurutku, terjemahannya kurang bagus atau penulis bukunya yang kurang bisa dipahami.

Have a nice reading!
Sunshine
3 of 5 stars

Confessions of a Shopaholic

Author : Sophie Kinsella
Year : 2003
Publisher : PT Gramedia Pustaka Utama (Indonesia)

Okay, let’s start with the confession that I really love this book! I found this when I was cleaning up the bookshelf in the second floor, near my room. I try to remember have I ever read this book and the answer pop up in my head, “You always want to read it but you haven’t!”

So, I read it finally, with a big curiosity and inquisitive, page by page and time flies without any notice. I kept reading, reading and I was so enjoying its story. When I reached the final page after read about 3 hours non stop, I realized, this book is not just about a girl who loved wasting her money on expensive clothes, branded shawl, zebra motive jeans or some of that. It’s not just about a girl who loved shopping too much. It’s more than that. It’s about what you have and haven’t done in your life, about responsibility, about believe in yourself.

Rebecca Bloomwood is a financial journalist. She’s writing an article about how to organize our finance while she wasted her money on shopping. Her credit compares with her salary is way too much. Her burdens are heightened when she found herself being nothing. She needs to find something that would come her passion up again. She never knew when she started to write an article about one case, her life begin to change.

There are no use to runaway from our problems. Rebecca learned that. We have to fight back, we have to face them- no matter how hard they are. Problem would keep unsolved if we fled.

Have a nice reading!
Sunshine

Istoria da Paz


Saya tidak tahu siapa Okke ‘sepatumerah’ sebelum masuk ke dunia Twitter. Ada yang suka me-retweet tweetsnya yang menurut saya keren and deserve to be followed. Saat mulai mengikuti tweetsnya, saya pikir dia bukan penulis. Hingga saya mendapat Istoria da Paz * ini di rak buku Gramedia. Covernya eye-catching, judulnya unik, saat membaca siapa penulisnya dan harga bukunya cocok dengan kantong, saya lalu memboyong buku itu ke CASHIER.

Jadi, saya mulai membaca dan terus membaca. Di awal, saya mengira buku ini dangkal, hanya membicarakan kehidupan masyarakat perkotaan yang bebas. Ternyata saya salah. Buku ini lebih dari itu. Buku ini mengingatkan saya pada buku-buku Mitch Albom yang membicarakan soal kehidupan. Bagaimana memaafkan, apa itu bahagia dan konsep tentang garis kehidupan yang bersinggungan atau saling menyilang.

Damai Priscilla, seorang editor sebuah perusahaan penerbitan, mendapati diri dan hatinya hancur setelah tahu pacarnya selingkuh. Dia kemudian ditugaskan untuk menulis tentang ‘Sekolah Damai’, sebuah sekolah alternatif bagi anak-anak Timor Leste di camp pengungsian di Timor Barat. Disanalah dia mulai menata hati dan hidupnya kembali, membuatnya melihat hidup dari sudut pandang yang berbeda.

Well, have a nice reading, then.

*Buku ini diterbitkan oleh GagasMedia tahun 2008. Judul lengkapnya Istoria da Paz: Perempuan dalam Perjalanan.

Sunshine

Adina and Jasmine

Adina and Jasmine

I had a nice conversation with Adina and Jasmine. They are my senior’s daughters who came to our apartment this evening.

Adina is six years old and Jasmine is eleven. They’re beautiful. Their mother, Lisa, came from the same hometown with me, Makassar, Indonesia.

Adina just put her plate on the table when I and Wiwid asked her to come and talk with us. She was kind of shy but she came in to us.

I asked about her school, and she told me about the name of her school but I didn’t catch it. She said that she’s kinda a good student. She got yellow more than green. Green means great. Yellow means there’s something wrong but you still can work on it. And red means you have call your parents to school. She never gets red.

She told me about her sister, Jasmine, how often they fight each other just because of comb or anything else. She told us that she forgot once when she went to Makassar, Indonesia, because she was two years old that day. Maybe Jasmine still remembered it. We told her that she have to see Indonesia, because it’s a beautiful country. She knows some words in Indonesia like; terima kasih for thanks and sama-sama for your welcome.

When I asked her, if she likes to read or not, she answered that Jasmine read a lot of books than she did. So, I called Jasmine to come gather with us and talk.

If Adina is cute, Jasmine is pretty. I think every girls are beautiful, aren’t they? When she came, she sat between me and Wiwid. Jasmine told us about the books that she usually read. It calls, “Warriors”. When Adina told me that it’s a cat story, I couldn’t believe it was true so I confirmed it to Jasmine and she said, yes. “Cat is a main character?” I asked her.

She didn’t read Harry Potter although she liked a magic story. Her father told her that Harry Potter’s books contained more detail than it’s movies. So, if they wanted to know the story, just watched the movie. I told her, that was not pretty much true, because I enjoyed the books than the movies. I suggested her to read the books.

I really like them. It’s just interesting to listen how they spoke, how the words came out so easily. I like their accent and their style was so funny. I hope I could meet them next time while I’m still in Tucson.

Tucson, 2010
Sunshine