Bahagia

Dear Mama,

Kira-kira apa yang paling penting dalam hidup kita? Salah satu temanku, Tira, selalu mengutip kata ‘bahagia’ dalam blognya. Seperti aku yang suka sekali menulis kata ‘cinta’.

Mama, cinta dan bahagia mestinya adalah hal-hal penting dalam hidup. Bahagia itu mahal, Ma. Seperti cinta. Maksudku, apa sih yang membuat kita ingin banyak uang, ingin dihargai, ingin dicinta, ingin cantik, punya rumah, mobil dan keluarga?

Kita ingin bahagia, itu saja.

Kita ingin bahagia, makanya kita hidup bersama orang yang kita cinta. Bukankah kau berjuang keras sampai sekarang saking cintanya kau pada anak-anakmu? Benar kan, Ma? Karena jika anakmu bahagia, kau juga bahagia kan?

Mama, aku mau bahagia bersama orang yang aku cinta. Nanti, selamanya. Amiin ya Allah.

Sunshine

Rapor

Dear Mama,

Rapor alias laporan perkembangan pekerjaanku terbakar, nilainya rata-rata merah. Aku tiba-tiba berpikir bagaimana nasib ‘rapor hidupku’ yang nanti dibagikan di akhir dunia? Rapor dari Penciptaku? Semoga nilai-nilainya bagus. Pasti banyak hal yang menarik untuk kutulis di surga. Hehehe.

Sunshine

Ojek

Dear Ma,

Suatu saat aku akan menjalankan bisnis transportasi, Ma.

Diilhami oleh pengalaman tidak mengenakkan selama berprofesi sebagai reporter dan bergantung pada satu profesi lain, yakni tukang ojek.

Mereka sangat berguna juga sangaaat menguras dompet. Hiks.

Pernah saat mengejar waktu dari satu liputan ke liputan lain, aku membayar ojek sampai Rp 50 ribu, Ma. Itu dari Plumpang ke Senayan. Utara ke Pusat. Cukup jauh, memang, tapi, rasanya tetap saja kurang ikhlas.

Lalu kemudian di Bandung, aku mengeluarkan total Rp 160 ribu untuk ojek saja. Rp 110 ribu berpindah ke empat tempat selama liputan dan Rp 50 ribu pas perjalanan dari Biro ke travel. Maksudku, it’s a big money! At least for me.

Ma, aku rinduuu padamu. Tapi aku juga ragu, antara mau balik Maret atau April. Ada sahabatku yang mau menikah di akhir April nanti, Ma. Apakah aku harus menahan rindu lebih lama lagi? Kalau ojek dari Jakarta ke Makassar itu berapa duit ya? Hahaha. I love you, anyway. 🙂

Sunshine

Election Day

Dear Mama,

Yes, today is the election day of the Governer for West Java Province. I am in Bandung now, as you knew.

But I am not going to tell you about my job here.

Jadi di depanku berlangsung penghitungan suara. Aku sekarang berada di Kiara Condong, Babakan Sari, Bandung. Don’t ask me how I got here since seven thirty in the morning. I just popped here. Hahaha. Just kidding.

While panitia KPPS menghitung, aku malah asik main Twitter. Kau tau Twitter itu apa, Ma? Haha, kau pasti tak tau. Itu semacam budaya baru, semacam mesin yang disebut social media. Kita bisa mengetik apapun yang kita mau sepanjang 140 karakter. Dan kau tau apa yang paling sering di twit kan orang?

Macam-macam. Tapi seperti juga personal message di BBM, di Twitter, orang (termasuk aku) suka sekali pamer, Ma. Semuanya dipamerkan. Entah itu thoughts, idea, doa-doa, harapan, emosinya, bahkan ada yang mesra-mesraan di Twitter!

I have no man to show off, so I can’t do the last thing I mentioned before.

Tapi entahlah, kadang aku benci sama orang yang suka pamer. Apakah itu berarti aku tidak mampu? (Ingat kalimat, iri tanda tak mampu).

Entahlah, yang jelas, saat membaca twit-twit pamer orang, aku seringkali langsung berkaca dan mengingat, apakah aku juga seperti itu?

Memang kenapa kalau mereka punya pacar? memang kenapa kalau mereka punya iphone? Main path? Main LINE? Punya Blackberry? Berani ngomong kasar? Filmnya sukses?

Sungguh, Ma. Aku suka orang yang sederhana. Ada satu orang yang mengajarkanku jadi orang yang seperti itu.

Anyway, penghitungannya sudah kelar. Di TPS 06 dan 09, Dede Yusuf menang.

Sunshine

Adaptation

Dear Mama,

Tadi malam akhirnya aku menghabiskan film ‘Adaptation’! Setelah lama terkubur di dalam laptopku, akhirnya, tadi malam, tuntas. I am so happy since the movie was so brilliant.

Well, its casts are Nicolas Cage, Tilda Swinton and Meryl Streep. We can predict how good the movie is, can’t we?

Aku tak mau menceritakan filmnya padamu, Ma. Aku tau, kau tak pernah suka jika aku atau Bapak spending our time by watching movies. But, we always find a way to make you depressed. Hahaha, joke.

I do love its script! Here are its quotes. Damn, I just love them.

Adaptation is a profound process. It means you figure out how to thrive in the world.

Yeah, but it’s easier for plants. I mean they have no memory. You know, they just move on to whatever’s next. But a person, now adapting’s almost shameful. I mean, it’s like running away.

Donald:
I loved Sarah, Charles. It was mine, that’s love. I owned it. Even Sarah didn’t have the right to take it away. I can love whoever I want.
Charles:
But she thought you were pathetic.
Donald :
That was her business, not mine.

Ma, mungkin aku sama dengan Charles, yang tiba-tiba tersadar bahwa, mencintai itu hak siapa saja. Bahkan orang yang kita cinta tak bisa melarang kita. Dan sungguh, apa yang salah dengan cinta? Justru, bukankah karena itu peradaban dunia tercipta?

Sunshine

Resign

Dear Mama,

Bukan, bukan aku yang mau resign. Pas aku menulis ini, Paus Benediktus resign dan kebetulan yang aneh, karena Sudin Perumahan DKI, Novizal juga resign di hari yang sama.

So, am not going to tell you about resign.

Mama, kemarin ada kejadian seorang mahasiswi UI, Annisa, tewas setelah loncat dari angkot karena ia takut diperkosa. Ia sempat dirawat beberapa hari di rumah sakit, tapi jiwanya tidak tertolong. Jakarta semakin tak bisa diduga. Bahaya selalu mengancam, tak kenal siapapun.

Apa aku takut? Ya, sedikit. Saat aku membicarakan kekhawatiranku pada anak-anak Cuaca, mereka terkesan tidak mengerti. Tapi, sudahlah.

Kejadian ini, Ma, masih bergulir. Sampai keluar isu untuk melarang angkutan umum beredar di kota-kota besar.

I hate it, Ma. Kenapa perempuan selalu jadi korban. Perempuan yang lemah, yang lebih penakut, malah terus diintimidasi. Bukannya dilindungi dan disayangi. Kenapa Ma? Kenapa laki-laki kadang begitu kejam?
Oh iya, tentang redaktur baru itu, aku tak mau terus-terusan tersiksa dengan pikiran negatifku padanya. Kalau dilihat-lihat, dia baik juga, Ma. Dia lebih keras dan menuntut kita agar lebih kritis. Aku memang butuh guru seperti itu.

Baiklah, sampai disini dulu. Nanti aku menulis lagi padamu.

Aku rindu, Ma. Salam buat Bapak dan saudaraku yang lain disana.
Semoga sehat-sehat selalu ya, Ma.

Sunshine

Happy for you, Ma!

Dear Ma,

Happy birthday for you! I wish for your healthy and wealthy. I am so proud of being your daughter. I hope I could be as powerful as you raising children, someday. I love you, I miss you.

God, please protect my mother as you protect me here.

Mama, hari ini setelah aku mengirim Urbana, Kak Ina, langsung mengganti atau tepatnya mendedikasikan status PM nya padaku! Dia menulis di PM Blackberry nya seperti ini: ‘Tidak percuma jadi anak Kosmik! #Riana *emoticon mantap*

Mama, aku tersanjung. Tapi rasanya bukan bangga, tapi malah lega. Selama hampir enam bulan bekerja, itulah penghargaan yang paling keren yang pernah aku terima, Ma.

But I feel like I am not that good.

Postingan ini mestinya ku publish tadi malam. Tapi urbana marunda begitu melelahkan dan aku ketiduran hingga pagi.

See you, Mom.

Sunshine

Birthday Story

Dear Ma,

Kemarin hari ulangtahun ku ke- 24. Dua puluh empat tahun yang lalu sejak kau berhasil melahirkanku, dan aku resmi jadi anakmu, beban sekaligus rejekimu. Hahaha. Dan kemarin Ma, aku merayakannya jauh dari rumah. Tanpa melihat satupun dirimu dan Bapak, dan saudara-saudaraku.

Tahun ini aku di Jakarta, berteman sepi.

Skenario cerita yang seperti apa baiknya kuceritakan padamu?

Baiklah, aku tidak berteman sepi. Aku memang pintar berbohong, aku pintar bersembunyi.

Jumat malam kemarin, aku menginap di kosan Rina. Kami tidur telat, bangunnya pun telat. Tapi, saat aku terbangun, Ma, tahukah kau? Rina, Desi, Lida, Alicia, Aldi, Gilang, datang membawakanku kue ulangtahun sambil bernyanyi. Aku terkejut sekali, Ma. Aku lalu meniup lilin dan makan kue bersama mereka. Aku bahkan belum gosok gigi dan sudah menghabiskan dua potong kue tar. Mereka memberiku buku The Casual Vacancy yang selama ini aku inginkan. Aku beruntung, bukan? Ma?

Sorenya, aku kembali ke rumah dan kejutan ternyata telah menanti aku! Teman-teman Calisto7 cabang Jakarta, berkumpul sambil membawa kue ultah dan mereka memakai topi bertuliskan angka 24. Lagi-lagi Ma, aku memotong kue dan meniup lilin. Lagu ‘selamat ulang tahun’ terdengar lagi. Mereka memberiku hadiah jam tangan! Aku bahagia sekali, Ma. Rasanya mereka, teman-temanku disini telah menghapus sedihku karena kalian tak ada disini.

—-

Mama, kuharap skenario tadi benar-benar nyata.

Hari ini tak ada nyanyian ulangtahun, Ma. Tak ada kue, tak ada tradisi nasi tumpeng, tak ada hadiah, tak ada surat.

Hari ini, aku mengundang teman-teman Calisto7 karaokean. Semuanya datang kecuali Ela dan Tya.

Iya, Tya harus menjaga Kakaknya yang berjuang melahirkan anak pertamanya di RSIA, jadi aku tak bisa bertemu dengannya. Aku jadi ingat, Ma, saat ulangtahun ku ke 17 dan Ochank tidak bisa datang, aku juga sedih. Mestinya di hari-mu, orang yang berharga bagimu, datang, bukan?

Jadilah, aku dengan mood dampak macet, menanti busway hampir dua jam, dan angkot yang luarbiasa muternya, muncul di Atrium Senen. Mood ku yang buruk membuat aku tidak bisa menikmati karaokean dua jam itu. Tapi untunglah, teman-temanku menikmatinya.

Pasti kau tau, Ma, apa yang terjadi selanjutnya. Kau tau betul aku, bukan?

Last thing I remember is Rahma and Andi get mad at me. Really mad. Dan aku hanya said sorry to Andi, and promised to myself will not calling him anymore.

Aku kini harus membiasakan diri, Ma. Aku harus memperlakukan birthday layaknya ordinary and usual day. Because, you’re not with me anymore.
Pas pulang, I realized, how blessed I am for having the friends that precious as treasure.

Ini Februari, dan kemarin, biarlah berlalu. Sabtu kemarin kuharap akan tertutup, tertimbun, dan tersimpan dengan rapi di sudut ingatan yang jauh, dan memorinya takkan kupanggil-panggil lagi.

Sunshine