Hari ini sudah berapa kali kamu tertawa?
Hari ini saya belum tertawa sama sekali dan aduhai saya malah menulis tentang itu.
Kemarin saya bertemu dengan Geng Macora. Umroh, Arga dan Vby. Kami mendiskusikan banyak hal hingga magrib. Di salah satu perbincangan, saya jadi tau kalau saya bukan satu-satunya orang yang butuh tertawa dan butuh didengarkan.
Kami semua butuh teman dan tertawa dan disanalah kami kemarin, bertemu dan mengobrol.
Vby bilang alangkah leganya perasaannya bertemu dengan kami, beban masalahnya jadi terasa lebih ringan.
Arga pun bilang di rumah dia tak punya siapapun untuk berbicara dan dia sudah lupa kapan terakhir kali dia tertawa lepas.
Saya pun mengatakan hal yang sama. Tapi saya sedikit lebih beruntung, sebab saya punya dua ponakan yang lucu dan cukup bisa mengobati kesepian saya akan tawa dan teman.
Umroh tidak mengatakan apapun. Tapi saya tau dia pun merasa hal yang sama dan mungkin lebih berat dari kami, sebab ayahnya sakit keras dan harus menjalani pengobatan di rumah sakit sejak didiagnosis dua tahun yang lalu.
Kami berempat berbagi rahasia kecil, mimpi dan opini masa depan. Kupikir pertemuannya cukup produktif. Vby, sang chef, memasak Mozarella Chicken yang enak dan membuatkan kami Teh Hijau Sencha dari Jepang.
Kupikir semakin dewasa seseorang, maka hidup terasa semakin rumit. Tertawa menjadi hal yang sulit. Kalau tidak dijadwalkan, mungkin kita takkan pernah lagi tertawa! Mengerikan bukan?
Ri